Resensi Novel Kastel Terpencil di Dalam Cermin karya Mizuki Tsujimura

22.37 Abdurrahmansyah 0 Comments

 


·        Identitas buku :

Judul               : Kastel Terpencil di Dalam Cermin

Penulis             : Mizuki Tsujimura

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama – M&C

Penerjemah      : Mohammad Ali

Tebal               : 496 halaman

Tahun terbit     : Cetakan ketiga, 2022

Rate                 : 4.5/5

 

·         Sedikit Tentang Isi :

Novel ini berpusat pada tokoh utama yakni Anzai Kokoro, seorang gadis kelas satu SMP. Karena sesuatu hal yang terjadi padanya, Kokoro meliburkan diri dari sekolahnya. Suatu hari, ketika Kokoro lagi-lagi menghabiskan waktu di dalam kamarnya, ia mendapati cermin besar di kamarnya memantulkan sinar. Ia mendekat dan menyentuh cermin itu dan seketika tubuhnya tersedot ke dalamnya. Di dalam cermin tersebut, Kokoro menemukan dirinya tengah berdiri di depan sebuah kastel dengan disambut oleh seorang gadis kecil yang menggunakan topeng serigala. Kokoro yang awalnya kabur dan kembali ke kamarnya merasa penasaran oleh kastel tersebut dan memutuskan untuk kembali ke dalamnya ketika cermin itu kembali bersinar keesokan harinya. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Kokoro menemukan dirinya di dalam kastel sesaat setelah tersedot oleh cermin. Di sebuah aula besar dengan dua tangga menuju satu buah jam besar, Kokoro menemukan enam orang anak SMP seumurannya juga berada di sana. Anak-anak itu terdiri dari empat orang laki-laki yakni Subaru, Masamune, Ureshino, dan Rion, dan dua orang perempuan yakni Aki dan Fuuka. Gadis kecil bertopeng serigala yang ditemui oleh Kokoro sebelumnya kembali menampakkan wujudnya. Gadis kecil bertopeng serigala itu kemudian menjelaskan bahwa Kokoro dan anak-anak lain diundang ke kastel untuk melakukan permainan. Permainannya adalah menemukan sebuah Kunci Permohonan yang terdapat di dalam kastel tersebut. Kunci Permohonan ini mampu mewujudkan satu buah permohonan, apapun itu. Dan perjalanan panjang Kokoro dan teman-temannya pun dimulai. Perjalanan berharga yang mengubah kehidupan mereka tentang bagaimana memandang sekolah sebenarnya, persahabatan dalam dunia anak-anak, hingga hubungan keluarga.

 

·       Disain sampul dan fisiknya

Disain sampul depan dari novel ini adalah gambar sebuah cermin dengan Kokoro, sebagai tokoh utama bersama dengan Dewi Serigala di dalamnya ditambah latar belakang kastel dengan bayangan enam orang anak kecil di pintunya. Disain ini sangat cantik dan memanjakan mata serta menggambarkan isi novelnya dengan pas sekali. Blurb yang ada di sampul belakang buku juga sangat efektif karena hanya memberikan secuil isi dari novel ini yang membuat saya sebagai pembaca penasaran dengan isinya.

 

·       Tokoh dan penokohan

1.      Kokoro, seorang gadis kelas satu SMP yang pendiam dan suka membaca buku.

2.      Rion, seorang laki-laki kelas satu SMP yang memiliki wajah tampan dan suka bermain bola

3.      Aki, seorang gadis kelas tiga SMP yang percaya diri dan berkarakter kuat

4.      Fuuka, seorang gadis kelas dua SMP yang pendiam dan senang bermain piano

5.      Masamune, seorang laki-laki kelas dua SMP yang suka berkata sesuka hati dan senang bermain game

6.      Subaru, seorang laki-laki kelas tiga SMP yang pendiam dan senang mendengarkan musik dan bermain game bersama Masamune

7.      Ureshino, seorang laki-laki kelas satu SMP yang suka makan dan mudah jatuh cinta

8.      Dewi Serigala, seorang gadis kecil penunggu kastel

9.      Tokoh-tokoh tambahan : Tojo, Ibu-nya Kokoro, Sanada, Bu Kitajima, dan lain-lain.

 

·         Kelebihan novel ini :

Novel yang merupakan terjemahan dari negara Jepang ini terasa enak dibaca karena terjemahannya yang mengalir. Diksi-diksi yang digunakan sangat tepat dan tidak terasa kaku.  Gaya bahasa yang digunakan juga ringan dan mudah dicerna membuat buku ini juga cocok jika dibaca oleh anak-anak. Ketika membaca tidak ada typo atau salah ketik yang saya temukan sehingga tidak mengganggu proses membaca.

Meski mengusung genre magical-realism novel ini sangat mudah diikuti karena latar fantasinya digambarkan dengan jelas dan tidak membingungkan. Selain itu, karena novel ini lebih berfokus pada cara berpikir dan perasaan tokoh-tokohnya yang tertuang dalam dialog-dialog. Porsi dialog yang banyak mampu mengimbangi narasinya sehingga membuat saya tidak terlalu kebosanan sepanjang cerita. Konflik yang diangkat juga dekat dan terkait dengan kehidupan sehari-hari terlebih dengan kehidupan anak-anak muda, salah satunya mengenai perundungan. Novel ini dapat menjadi wadah becermin bagi pembacanya.

 

·         Kekurangan novel ini :

            Novel ini terbagi menjadi tiga bagian dan disampaikan dengan alur yang lambat. Untuk pembaca yang tidak terlalu suka dengan novel tebal dengan alur yang berjalan dengan lambat, tentu hal ini menjadi kekurangannya. Selain itu, novel ini menggunakan ukuran font yang kecil dengan spasi yang rapat, hal ini membuat pembaca tidak terlalu nyaman membacanya.

 

·         Kesimpulan :

Novel ini saya rekomendasikan kepada pembaca yang ingin mencari bacaan bergenre magical-realism dan penyuka novel-novel terjemahan dari Jepang. Novel ini cocok untuk dibaca segala umur dari anak-anak hingga dewasa karena mengangkat latar kehidupan sehari-hari yang relevan dengan konflik yang relevan pula, dan mampu untuk mengambil pesan-pesan kehidupan yang tersebar di dalam novel ini.

0 komentar: